MAKALAH
PERUBAHAN SUHU TUBUH/PANAS

NAMA KELOMPOK :
1.ARNI ARIBAWATI (130801048)
2.DEWI AGUSTINA (130801053)
3. ENGGAR ROSELITA (130801058)
4.FRENDIKA AJI SETYAWA (130801063)
5.LAILATUL QOMARIYAH (130801068)
6.MOCH REZA TORIQUDDIN (130801073)
7.NOVI WULANDARI (130801078)
8.PUTRI RISKIA (130801083)
9.RIZKY ADITYA (13080188)
10.WAHYU JULI ISWANTO (13080193)
11.ZUHRINA MUNICCA (130801098)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES PEMKAB JOMBANG
S1 KEPERAWATAN
2013/2014
KATA
PENGANTAR
Pujisyukurpenulispanjatkankehadiran Allah SWT
karenaatasrahmatdankarnakarunianyalahsehinggapenulisdapatmenyelesaikanmakalahini,
adapun masalah yang penulisangkatdalammakalahiniyaitu “SuhuTubuh”.
Dalampenulisanmakalahinidiharapkandapatmemberikaninformasi
yang kemudian bermanfaat bagi kita.Selamamengerjakantugasmakalahini,
Sayatelahbanyakmenerimabimbingandan saran-saran
dariberbagaipihak.Makapadakesempataninisayainginmengucapkanterimakasihsemuapihak
yang telahmembantupenyusundalampembuatanmakalah ini. Walaupunmakalahinitelahtersusun,
namunpenulistetapterbukahatimenerima saran,
masukanmaupunkritikanmembagundarisemuapihakataumembagununtukpenyempurnaan
penyusuanberikutnya
Dan akhirnyasemogamakalahinidapatbermanfaatbagikitasemua.
Dan akhirnyasemogamakalahinidapatbermanfaatbagikitasemua.
DAFTAR ISI
Halamanjudul…………………………………………………………………………i
Kata
Pengantar……………………………………………………………………….
ii
Daftar
Isi…………….…………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang……………………………………………………………….. 1
1.2 PerumusanMasalah………………………………………………………... 1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PengertianSuhuTubuh …………………………………………………….. 3
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….. 15
3.2 Saran………………………………………………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur
dengan menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian
suhu, antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu tubuh kita
sering kali berubah-ubah tanpa kita tau sebab-sebabnya dan mekanismenya,
dikarenakan hal tersebut dalam makalah ini kami akan membahas tentang mekanisme
perubahan suhu tubuh.
Ketika hamil, suhu tubuh calon ibu sedikit lebih tinggi dari biasanya akibat perubahan hormon, aliran darah yang meningkat dan panas yang dihasilkan plasenta. Sehingga calon ibu akan berkeringat lebih banyak dan bisa menyebabkan dehidrasi. Kondisi seperti ini dapat membuat calon ibu merasa pusing bahkan pingsan.
Ketika hamil, suhu tubuh calon ibu sedikit lebih tinggi dari biasanya akibat perubahan hormon, aliran darah yang meningkat dan panas yang dihasilkan plasenta. Sehingga calon ibu akan berkeringat lebih banyak dan bisa menyebabkan dehidrasi. Kondisi seperti ini dapat membuat calon ibu merasa pusing bahkan pingsan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Metabolik Rate dan Basa Metabolik Rate Pada Wanita Hamil
2.Pembentukan Panas dalam tubuh
3.Pembuangan Panas Dari Tubuh
4.Pengaturan dan Terjadinya Peningkatan
1. Metabolik Rate dan Basa Metabolik Rate Pada Wanita Hamil
2.Pembentukan Panas dalam tubuh
3.Pembuangan Panas Dari Tubuh
4.Pengaturan dan Terjadinya Peningkatan
C.
Tujuan
1. Menambah
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang mekanisme perubahan suhu tubuh.
2.
Dapat mengetahui tentang asal panas suhu
tubuh manusia, system pengaturan suhu tubuh, reseptor suhu, penjalaran sinyal suhu
tubuh pada system saraf.
3. Mengetahui
tentang faktor yang mempengaruhi suhu tubuh serta gangguan suhu tubuh
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Arti badan suhu adalah derajat panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai keseimbangan pembakaran dalam tubuh dengan pengeluaran panas melalui keringat, pernapasan, sisa-sisa pembuangan [eksresi] dan penyinaran [radiasi], hantaran [kondoksi] dan convection [konveksi].
Arti badan suhu adalah derajat panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai keseimbangan pembakaran dalam tubuh dengan pengeluaran panas melalui keringat, pernapasan, sisa-sisa pembuangan [eksresi] dan penyinaran [radiasi], hantaran [kondoksi] dan convection [konveksi].
B.
Metabolic
Rate dan Basa Metabolik Rate Pada Wanita Hamil
Kebutuhan energi (energy expenditure) seseorang terdiri dari beberapa komponen: BMR (Basal Metabolic Rate), aktivitas fisik, dan SDA (Spesific Dynamic Action of food) atau energi yang dibutuhkan untuk mencerna makanan, menyerap, dan mendistribusikan zat gizi dalam tubuh.
Laju metabolisme basal (basal metabolism rate atau BMR) biasanya meningkat pada bulan bulan ketiga atau keempat kehamilan ibu. BMR meningkat 15% sampai 20% pada akhir kehamilan (aterm). BMR kembali ke nilai sebelum hamil pada hari ke-5 atau ke-6 pascapartum. Pening¬katan BMR ini mencerminkan peningkatan kebu¬tuhan oksigen di unit janin-plasenta-uterus serta peningkatan konsumsi oksigen akibat peningkatan kerja jantung ibu. Vasodilatasi penfer dan percepatan aktivitas kelenjar keringat membantu melepaskan kelebihan panas yang timbul akibat peningkatan metabolisme selama masa hamil.Wanita hamil dapat mengalami intoleransi panas, yang pada beberapa wanita dirasa mengganggu. Pada kehamilan tahap awal banyak wanita mengeluh merasa lemah dan letih setelah melakukan aktivitas ringan. Perasaan ini dapat bertahan diikuti peningkatan kebutuhan tidur. Perasaan lemah dan letih sebagian dapat disebabkan oleh peningkatan aktivitas metabolik (lihat pembahasan tentang kelenjar tiroid pada pembahasan lebih lanjut unit ini).
BMR (Basal Metabolic Rate) adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital, termasuk untuk pernafasan, peredaran darah, kerja ginjal, pankreas, dan alat tubuh lain serta proses metabolisme dalam sel dan untuk mempertahankan suhu tubuh. Kurang lebih dua per tiga energi yang dikeluarkan seseorang setiap hari adalah untuk aktivitas metabolisme basal. BMR dinyatakan dalam kilokalori per kilogram berat badan per jam. Angka ini berbeda untuk setiap orang dan dipengaruhi oleh kondisi fisik dan lingkungan.
Rumus BMR menurut Harris dan Benedict:
BMR laki-laki = 66,5 + 13,7 BB + 5,0 TB – 6,8 U
BMR perempuan = 655 + 9,6 BB + 1,8 TB – 4,7 U
Keterangan:
BB = berat badan dalam kg
TB = tinggi badan dalam cm
U = umur
Rumus BMR secara kasar bagi dewasa berkerangka badan sedang:
BMR laki-laki = 1 kkal x BB (kg) x 24 jam
BMR perempuan = 0,9 kkal x BB (kg) x 24 jam
atau bisa juga:
BMR laki-laki 30 kkal x BB (kg)
BMR perempuan 25 kkal x BB (kg)
Faktor yang mempengaruh BMR antara lain:
Kebutuhan energi (energy expenditure) seseorang terdiri dari beberapa komponen: BMR (Basal Metabolic Rate), aktivitas fisik, dan SDA (Spesific Dynamic Action of food) atau energi yang dibutuhkan untuk mencerna makanan, menyerap, dan mendistribusikan zat gizi dalam tubuh.
Laju metabolisme basal (basal metabolism rate atau BMR) biasanya meningkat pada bulan bulan ketiga atau keempat kehamilan ibu. BMR meningkat 15% sampai 20% pada akhir kehamilan (aterm). BMR kembali ke nilai sebelum hamil pada hari ke-5 atau ke-6 pascapartum. Pening¬katan BMR ini mencerminkan peningkatan kebu¬tuhan oksigen di unit janin-plasenta-uterus serta peningkatan konsumsi oksigen akibat peningkatan kerja jantung ibu. Vasodilatasi penfer dan percepatan aktivitas kelenjar keringat membantu melepaskan kelebihan panas yang timbul akibat peningkatan metabolisme selama masa hamil.Wanita hamil dapat mengalami intoleransi panas, yang pada beberapa wanita dirasa mengganggu. Pada kehamilan tahap awal banyak wanita mengeluh merasa lemah dan letih setelah melakukan aktivitas ringan. Perasaan ini dapat bertahan diikuti peningkatan kebutuhan tidur. Perasaan lemah dan letih sebagian dapat disebabkan oleh peningkatan aktivitas metabolik (lihat pembahasan tentang kelenjar tiroid pada pembahasan lebih lanjut unit ini).
BMR (Basal Metabolic Rate) adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital, termasuk untuk pernafasan, peredaran darah, kerja ginjal, pankreas, dan alat tubuh lain serta proses metabolisme dalam sel dan untuk mempertahankan suhu tubuh. Kurang lebih dua per tiga energi yang dikeluarkan seseorang setiap hari adalah untuk aktivitas metabolisme basal. BMR dinyatakan dalam kilokalori per kilogram berat badan per jam. Angka ini berbeda untuk setiap orang dan dipengaruhi oleh kondisi fisik dan lingkungan.
Rumus BMR menurut Harris dan Benedict:
BMR laki-laki = 66,5 + 13,7 BB + 5,0 TB – 6,8 U
BMR perempuan = 655 + 9,6 BB + 1,8 TB – 4,7 U
Keterangan:
BB = berat badan dalam kg
TB = tinggi badan dalam cm
U = umur
Rumus BMR secara kasar bagi dewasa berkerangka badan sedang:
BMR laki-laki = 1 kkal x BB (kg) x 24 jam
BMR perempuan = 0,9 kkal x BB (kg) x 24 jam
atau bisa juga:
BMR laki-laki 30 kkal x BB (kg)
BMR perempuan 25 kkal x BB (kg)
Faktor yang mempengaruh BMR antara lain:
a) Ukuran
tubuh: BMR lebih tinggi pada orang bertubuh besar daripada orang bertubuh
kecil. Perbedaan berat badan sebanyak 10 kg pada dewasa menaikkan BMR sebanyak 120
kkal per hari.
b) Komposisi
tubuh: BMR lebih tinggi bila tubuh secara proporsional lebih banyak mengandung
otot daripada lemak atau tulang.
c) Jenis
kelamin: perempuan memiliki lebih banyak lemak dari laki-laki sehingga BMR-nya
lebih rendah 5% dari laki-laki.
d) Umur:
BMR lebih tinggi pada usia muda daripada usia tua karena pada usia muda, tubuh
mengandung lebih banyak otot. Jaringan lemak akan semakin banyak seiring proses
menua. BMR turun 2% tiap 10 tahun setelah lewat usia 30 tahun.
e) Tidur:
otot dan emosi mengalami relaksasi sehingga BMR turun 10%.
f) Suhu
tubuh: tiap kenaikan suhu 1°C, BMR naik 13%. Hal ini karena panas menyebabkan
metabolisme berlangsung lebih cepat.
g) Suhu
lingkungan/iklim: iklim mempengaruhi kebutuhan tubuh untuk beradaptasi dan
mempertahankan suhu tubuhnya. BMR terendah terjadi pada saat suhu lingkungan
26°C. Pada suhu lebih rendah atau lebih tinggi, BMR akan meningkat. Saat suhu
lebih rendah, tubuh memproduksi lebih banyak panas untuk mencegah hipotermia.
Saat suhu lebih tinggi, tubuh mengeluarkan energi untuk sekresi keringat.
h) Sekresi
kelenjar endokrin: Kebanyakan sekresi kelenjar tiroid dan adrenal akan
meningkatkan BMR. Biasanya terjadi saat sekresi adrenalin atau epinefrin
berlebihan, yaitu saat seseorang terpancing emosinya atau mengalami stres.
Sebaliknya kekurangan sekresi kelenjar tiroid dan adrenal akan menurunkan BMR.
i) Kehamilan:
Selama masa kehamilan, BMR semakin meningkat. Pada trimester terakhir bahkan
BMR naik 20% dari normal. Hal ini terjadi karena kenaikan aktivitas metabolik
pada jaringan ibu, janin, dan plasenta.
j) Status
gizi: keadaan gizi kurang menurunkan BMR sampai 20% sebagai upaya adaptasi
untuk mempertahankan berat badan, apalagi saat asupan makanan tidak mencukupi
kebutuhan. Asupan energi yang rendah menurunkan BMR sebesar 10-20%.
C.
Pembentukan
Panas dalam tubuh dan Faktor yang mempengaruhi Metabolisme Suhu Tubuh
1. Metabolisme Pengaturan Suhu Tubuh
1. Metabolisme Pengaturan Suhu Tubuh
PRINSIP PENGATURAN SUHU
TUBUH
Konsep
Core temperature yaitu dianggap merupakan dua
bagian
dalam soal pengaturan suhu yaitu :
·
Bagian dalam inti suhu tubuh, yang benar-
benar mempunyai suhu rata-rata 370 C, yaitu diukur pada daerah (mulut, otot,
membrane tympani, vagina, esophagus.(Tr)
Bagian
luar adalah temperature kulit + 1/3 massa tubuh yaitu penukaran kulit sampai +
2 cm kedalam.(Ts)
· Dari
dua bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa temperature suhu tubuh rata-rata
(tmb : Temperatur Mean Body) dengan rumus ;
· TMB
= 0,33 Ts + 0.67 Tr
Organ Pengatur Suhu Tubuh
Organ Pengatur Suhu Tubuh
Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah
Hypothalamus, Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah
otak.
o
Hipothalamus anterior berfungsi mengatur
pembuangan panas
o
Hipothalamus posterior berfungsi mengatur
upaya penyimpanan panas
Mekanisme pengaturan suhu
Kulit --> Reseptor ferifer --> hipotalamus (posterior dan anterior) --> Preoptika hypotalamus --> Nervus eferent --> kehilangan/pembentukan panas
Mekanisme pengaturan suhu
Kulit --> Reseptor ferifer --> hipotalamus (posterior dan anterior) --> Preoptika hypotalamus --> Nervus eferent --> kehilangan/pembentukan panas
SUMBER PANAS
Kegiatan metabolisme tubuh adalah sumber utama dan pembentukan/ pemberian panas tubuh.Pembentukan panas dari metabolisme dalam keadaan basal (BMR) + 70 kcal/jam sedang pada waktu kerja (kegiatan otot) naik sampai 20%. Bila dalam keadaan dingin seseorang menggigil maka produksi panas akan bertambah 5 kalinya.
Kegiatan metabolisme tubuh adalah sumber utama dan pembentukan/ pemberian panas tubuh.Pembentukan panas dari metabolisme dalam keadaan basal (BMR) + 70 kcal/jam sedang pada waktu kerja (kegiatan otot) naik sampai 20%. Bila dalam keadaan dingin seseorang menggigil maka produksi panas akan bertambah 5 kalinya.
2. Mekanisme Berkeringat
Kelenjar keringat diperlihat dalam bentuk
tubular yang dibagi menjadi 2 bagian 1.Bagian yang bergelung di subdermis
dalam menyekresi keringat 2.Bagian duktus yang berjalan keluar
melalui dermis dan epidermis kulit.
Seperti juga pada kelenjar lainnya, bagian sekretorik kelenjar keringat menyekresi cairan yang disebut dengan secret primer /secret prekusor, kemudian konsemtrasi zat dalam cairan tersebut dimodifikasi sewaktu cairan mengaliri duktus.
Sekret prekusor adalah hasil sekresi aktif dari sel-sel epitel yang melapisi bagian yang bergelung dari kelenjar keringat.Serabut saraf simpatis kolinergik berakhir pada /dekat sel-sel kelenjar yang megeluarkan secret tersebut.Komposisi secret prekusor mirip dengan yang terdapat dalam plasma, namun tidak mengandung protein plasma.Konsentrasi natrium sekitar 142 mEq/L dan klorida sekitar 104 mEq/L, dengan konsentrasi zat terlarut dlain yang lebih kecil bila dibandingkan di dalam plasma.Sewaktu larutan ini mengalir di bagian duktus kelenjar, larutan ini mengalami modifikasi melalui reabsorbsi sebagian besar ion natrium dan klorida.Tingkat reabsorbsi ini bergantung pada kecepatan berkeringat.
Apabila kelenjar keringat hanya sedikit dirangsang, cairan prekusor mengalir melalui duktus dengan lambat. Dalam hal ini, pada dasarnya semua ion natrium dan klorida direabsorbsi, dan konsentrasi maisng-masing ion ini menurun menjadi 5mEq/L. Hal ini mengurangi tekanan osmotic cairan keringat tersebut hingga nilai yang sangat rendah sehingga sebagian besar cairan kemudian juga direbsorbsi, yang memekatkan sebagian besar kandungan unsure lainnya. Oleh karena itu pada kecepatan berkeringat yang rendah, kandungan unsure seperti urea, asam laktat, dan ion kaium biasanya konsentrasinya sangat tinggi.
Sebaliknya apabila kelenjar keringat dirangsang dengan kuat oleh system saraf simpatis, secret prekusor dibentuk dalam jumlah yang banyak, dan duktus kini hanya mereabsorbsi natrium klorida dalam jumlah yang lebih sedikit dari setengahnya, konsentrasi ion-ion natrium dan klorida kemudian biasanya meningkat (pada orang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan iklim) sampai tingkat maksimum sekitar 50 sampai 60 mEq/L, sedikit lebih rendah dari setengah konsentrasinya di dalam plasma. Lebih lanjut lagi, keringat mengalir melalui tubulus kelenjar begitu cepatnya, sehingga sedikit air yang direabsorbsi. Oleh karena itu, konsentrasi unsure terlarut lainnya dari keringat hanya sedikit meningkat, urea menjadi sekitar dua kali dari plasma, asam laktat sekitar 4 kali dari plasma, dan kalium sekitar 1,2 kali. Bila orang belum menyesuaikan diri dengan iklim panas, ia akan mengalami kehilangan natrium klorida di dalam keringat dalam jumlah yang bermakna. Kehilangan elektrolit akan jauh lebih sedikit, meskipun kemampuan berkeringat telah ditingkatkan, bila orang telah terbiasa dengan iklim tersebut, seperti berikut ini.
Seperti juga pada kelenjar lainnya, bagian sekretorik kelenjar keringat menyekresi cairan yang disebut dengan secret primer /secret prekusor, kemudian konsemtrasi zat dalam cairan tersebut dimodifikasi sewaktu cairan mengaliri duktus.
Sekret prekusor adalah hasil sekresi aktif dari sel-sel epitel yang melapisi bagian yang bergelung dari kelenjar keringat.Serabut saraf simpatis kolinergik berakhir pada /dekat sel-sel kelenjar yang megeluarkan secret tersebut.Komposisi secret prekusor mirip dengan yang terdapat dalam plasma, namun tidak mengandung protein plasma.Konsentrasi natrium sekitar 142 mEq/L dan klorida sekitar 104 mEq/L, dengan konsentrasi zat terlarut dlain yang lebih kecil bila dibandingkan di dalam plasma.Sewaktu larutan ini mengalir di bagian duktus kelenjar, larutan ini mengalami modifikasi melalui reabsorbsi sebagian besar ion natrium dan klorida.Tingkat reabsorbsi ini bergantung pada kecepatan berkeringat.
Apabila kelenjar keringat hanya sedikit dirangsang, cairan prekusor mengalir melalui duktus dengan lambat. Dalam hal ini, pada dasarnya semua ion natrium dan klorida direabsorbsi, dan konsentrasi maisng-masing ion ini menurun menjadi 5mEq/L. Hal ini mengurangi tekanan osmotic cairan keringat tersebut hingga nilai yang sangat rendah sehingga sebagian besar cairan kemudian juga direbsorbsi, yang memekatkan sebagian besar kandungan unsure lainnya. Oleh karena itu pada kecepatan berkeringat yang rendah, kandungan unsure seperti urea, asam laktat, dan ion kaium biasanya konsentrasinya sangat tinggi.
Sebaliknya apabila kelenjar keringat dirangsang dengan kuat oleh system saraf simpatis, secret prekusor dibentuk dalam jumlah yang banyak, dan duktus kini hanya mereabsorbsi natrium klorida dalam jumlah yang lebih sedikit dari setengahnya, konsentrasi ion-ion natrium dan klorida kemudian biasanya meningkat (pada orang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan iklim) sampai tingkat maksimum sekitar 50 sampai 60 mEq/L, sedikit lebih rendah dari setengah konsentrasinya di dalam plasma. Lebih lanjut lagi, keringat mengalir melalui tubulus kelenjar begitu cepatnya, sehingga sedikit air yang direabsorbsi. Oleh karena itu, konsentrasi unsure terlarut lainnya dari keringat hanya sedikit meningkat, urea menjadi sekitar dua kali dari plasma, asam laktat sekitar 4 kali dari plasma, dan kalium sekitar 1,2 kali. Bila orang belum menyesuaikan diri dengan iklim panas, ia akan mengalami kehilangan natrium klorida di dalam keringat dalam jumlah yang bermakna. Kehilangan elektrolit akan jauh lebih sedikit, meskipun kemampuan berkeringat telah ditingkatkan, bila orang telah terbiasa dengan iklim tersebut, seperti berikut ini.
3. Mekanisme
Menggigil
Demam adalah peningkatan titik patokan
(set-point) suhu di hipotalamus.Dengan meningkatkan titik patokan tersebut,
maka hipotalamus mengirim sinyal untuk mningkatkan suhu tubuh.Tubuh berespons
dengan menggigil dan meningkatkan metabolisme basal.
Demam timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin-1, yang disebut pirogen endogen.Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag, dan sel-sel yang mengalami cedera. Interlekin-1 tampaknya menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin yang merangsang hipotalamus
(http://iwansain.wordpress.com/2007/10/03/pengaturan-suhu-tubuh-thermoregulasi/)
Bila pengeluaran panas melebihi pemasukan panas, maka termostat ini akan berusaha menyeimbakan suhu tersebut dengan cara memerintahkan otot-otot rangka kita untuk berkontraksi(bergerak) guna menghasilkan panas tubuh. Kontraksi otot-otok rangka ini merupakan mekanisme dari menggigil.Contohnya, seperti saat kita berada di lingkungan pegunungan yang hawanya dingin, tanpa kita sadari tangan dan kaki kita bergemetar (menggigil).Hal ini dimaksudkan agar tubuh kita tetap hangat. Karena dengan menggigil itulah, tubuh kita akan memproduksi panas. Hal diatas tersebut merupakan proses fisiologis (keadaan normal) yang terjadi dalam tubuh kita manakala tubuh kita mengalamiperubahan suhu. Lain halnya bila tubuh mengalami proses patologis (sakit). Proses perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih dikarenakan oleh toksis (racun) yang masuk kedalam tubuh. Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Proses peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar tubuh terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh. Proses peradangan diawali dengan masuknya racun kedalam tubuh kita. Contoh racun yang paling mudah adalah mikroorganisme penyebab sakit.Mikroorganisme (MO) yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya yakni dengan memerintahkan tentara pertahanan tubuhantara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosit). Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan senjata berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2.
Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan campur tangan dari enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin ternyata akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagai kompensasinya, hipotalamus selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal.Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal karena memang setting hipotalamus yang mengalami gangguan oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam atau febris. Demam yang tinggi pada nantinya akan menimbulkan manifestasi klinik (akibat) berupa kejang (umumnya dialami oleh bayi atau anak-anak yang disebut dengan kejang demam)
Demam timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin-1, yang disebut pirogen endogen.Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag, dan sel-sel yang mengalami cedera. Interlekin-1 tampaknya menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin yang merangsang hipotalamus
(http://iwansain.wordpress.com/2007/10/03/pengaturan-suhu-tubuh-thermoregulasi/)
Bila pengeluaran panas melebihi pemasukan panas, maka termostat ini akan berusaha menyeimbakan suhu tersebut dengan cara memerintahkan otot-otot rangka kita untuk berkontraksi(bergerak) guna menghasilkan panas tubuh. Kontraksi otot-otok rangka ini merupakan mekanisme dari menggigil.Contohnya, seperti saat kita berada di lingkungan pegunungan yang hawanya dingin, tanpa kita sadari tangan dan kaki kita bergemetar (menggigil).Hal ini dimaksudkan agar tubuh kita tetap hangat. Karena dengan menggigil itulah, tubuh kita akan memproduksi panas. Hal diatas tersebut merupakan proses fisiologis (keadaan normal) yang terjadi dalam tubuh kita manakala tubuh kita mengalamiperubahan suhu. Lain halnya bila tubuh mengalami proses patologis (sakit). Proses perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih dikarenakan oleh toksis (racun) yang masuk kedalam tubuh. Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Proses peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar tubuh terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh. Proses peradangan diawali dengan masuknya racun kedalam tubuh kita. Contoh racun yang paling mudah adalah mikroorganisme penyebab sakit.Mikroorganisme (MO) yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya yakni dengan memerintahkan tentara pertahanan tubuhantara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosit). Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan senjata berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2.
Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan campur tangan dari enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin ternyata akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagai kompensasinya, hipotalamus selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal.Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal karena memang setting hipotalamus yang mengalami gangguan oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam atau febris. Demam yang tinggi pada nantinya akan menimbulkan manifestasi klinik (akibat) berupa kejang (umumnya dialami oleh bayi atau anak-anak yang disebut dengan kejang demam)
4. Suhu Tubuh Normal
Tidak ada suhu inti yang dianggap normal, karena pengukuran yang dilakukan sebagian besar orang yang sehat memperlihatkan rentang suhu normal yang diukur per oral, mulai dari dibawah 97ºF (36ºC) sampai lebih dari 99,5ºF (37,5ºC). Suhu inti normal secara rata-rata umum adalah antara 98ºF dan 98,6ºF bila diukur per oral, dan kira-kira 1ºF lebih tinggi bila diukur per rectal.
Tidak ada suhu inti yang dianggap normal, karena pengukuran yang dilakukan sebagian besar orang yang sehat memperlihatkan rentang suhu normal yang diukur per oral, mulai dari dibawah 97ºF (36ºC) sampai lebih dari 99,5ºF (37,5ºC). Suhu inti normal secara rata-rata umum adalah antara 98ºF dan 98,6ºF bila diukur per oral, dan kira-kira 1ºF lebih tinggi bila diukur per rectal.
5. Suhu Inti dan Suhu Kulit
Suhu dari tubuh bagian dalam yaitu “inti” dari tubuh dipertahankan sangat konstan, sekitar ±1ºF (±0,6ºC) dari hari ke hari, kecuali bila seseorang mengalami demam. Bahkan pada organ yang telanjang dapat terpajan dengan suhu yang rendah 55ºF atau suhu yang tinggi sampai 130ºF dalam udara kering, dan tetap dapat mempertahankan suhu inti yang hamper mendekati konstan. Mekanisme pengaturan suhu tubuh menggambarkan system pengendalian yang dibuat sangat baik.Suhu kulit berbeda dengan suhu inti, dapat naik turun sesuai suhu lingkungan. Suhu kulit merupakan suhu yang penting apabila kita merujuk pada kemampuan kulit untuk melepaskan panas ke lingkungan.
Suhu dari tubuh bagian dalam yaitu “inti” dari tubuh dipertahankan sangat konstan, sekitar ±1ºF (±0,6ºC) dari hari ke hari, kecuali bila seseorang mengalami demam. Bahkan pada organ yang telanjang dapat terpajan dengan suhu yang rendah 55ºF atau suhu yang tinggi sampai 130ºF dalam udara kering, dan tetap dapat mempertahankan suhu inti yang hamper mendekati konstan. Mekanisme pengaturan suhu tubuh menggambarkan system pengendalian yang dibuat sangat baik.Suhu kulit berbeda dengan suhu inti, dapat naik turun sesuai suhu lingkungan. Suhu kulit merupakan suhu yang penting apabila kita merujuk pada kemampuan kulit untuk melepaskan panas ke lingkungan.
6. Reseptor dalam Tubuh
·
Sebagai mahluk hidup, hewan & manusia
harus memiliki kemampuan menanggapi rangsang atau stimulus
·
Stimulus merupakan informasi yang dapat
diterima oleh hewan & manusia
·
Stimulus dpt datang dari lingkungan
luar_salinitas, suhu udara, kelembaban, cahaya
·
Stimulus dpt datang dari dalam tubuh_suhu
tubuh, derajad keasaman (pH) darah/cairan tubuh, kadar gula darah, kadar
kalsium dalam darah
·
Alat penerima rangsang_reseptor, sedangkan
alat
penghasil tanggapan disebut
efektor
D.
Pembuangan
Panas Dari Tubuh Mekanisme
Kehilangan Panas Melalui Kulit Sebagian besar pembentukan
panas dalam tubuh dihasilkan oleh organ dalam terutama di hati, otak, jantung,
dan otot rangka selama berolahraga. Kemudian panas ini dihantarkan dari organ
dan jaringan yang lebih dalam ke kulit, yang kemudian dibuang ke udara dan
lingkungan sekitarnya, oleh karena itu, laju kehilangan panas hampir seluruhnya
ditentukan oleh 2 faktor,yaitu:
1. Seberapa
cepat panas yang dapat dikonduksi dari tempat asal panas dihasilkan, yakni dari
dalam inti tubuh ke kulit
2. Seberapa
cepat panas kemudian dapat dihantarkan dari kulit ke lingkungan
Terdapat 4 mekanisme kehilangan panas, yaitu :
1) Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas
tubuh dalam bentuk gelombang panas inframerah.Gelombang inframerah yang
dipancarkan dari tubuh memiliki panjang gelombang 5 – 20 mikrometer.Tubuh manusia
memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh. Radiasi merupakan
mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh
mekanisme kehilangan panas.
Panas adalah energi kinetic pada gerakan molekul.Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat di pindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran panas, yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga udara baru yang suhunya lebih dingin dari suhu tubuh.
Panas adalah energi kinetic pada gerakan molekul.Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat di pindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran panas, yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga udara baru yang suhunya lebih dingin dari suhu tubuh.
2) Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas akibat
paparan langsung kulit dengan benda-benda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya
proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan
benda umumnya memberi dampak kehilangan suhu yang kecil karena dua mekanisme,
yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar langsung dengan benda relative jauh
lebih kecil dari pada paparan dengan udara, dan sifat isolator benda
menyebabkan proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif terus
menerus.
3) Evaporasi
Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450 – 600 ml/hari. Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 – 16 kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui kulit dan system pernafasan.
Selama suhu kulit lebih tinggi dari pada suhu lingkungan, panas hilang melalui radiasi dan konduksi. Namun ketika suuhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh, tubuh memperoleh suhu dari lingkungan melalui radiasi dan konduksi. Pada keadaan ini, satu-satunya cara tubuh melepaskan panas adalah melalui evaporasi.
Memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap suhu tubuh, sebenarnya suhu tubuh actual ( yang dapat diukur ) merupakan suhu yang dihasilkan dari keseimbangan antara produksi panas oleh tubuh dan proses kehilangan panas tubuh dari lingkungan.
Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450 – 600 ml/hari. Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 – 16 kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui kulit dan system pernafasan.
Selama suhu kulit lebih tinggi dari pada suhu lingkungan, panas hilang melalui radiasi dan konduksi. Namun ketika suuhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh, tubuh memperoleh suhu dari lingkungan melalui radiasi dan konduksi. Pada keadaan ini, satu-satunya cara tubuh melepaskan panas adalah melalui evaporasi.
Memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap suhu tubuh, sebenarnya suhu tubuh actual ( yang dapat diukur ) merupakan suhu yang dihasilkan dari keseimbangan antara produksi panas oleh tubuh dan proses kehilangan panas tubuh dari lingkungan.
4) Konveksi
Perpindahan panas melalui aliran udara/ air.
Menurut Tamsuri Anas (2007), suhu tubuh dibagi menjadi :
• Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C
• Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5°C
• Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40°C
• Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C
Perpindahan panas melalui aliran udara/ air.
Menurut Tamsuri Anas (2007), suhu tubuh dibagi menjadi :
• Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C
• Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5°C
• Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40°C
• Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C
Pengaturan
dan Terjadinya Peningkatan Suhu Tubuh
Thermoregulasi (Pengaturan Suhu Tubuh)
Memahami konsep pengaturan suhu tubuh penting karena sangat berguna dalam hal penellitian atau persoalan di klinik seperti :
Thermoregulasi (Pengaturan Suhu Tubuh)
Memahami konsep pengaturan suhu tubuh penting karena sangat berguna dalam hal penellitian atau persoalan di klinik seperti :
1. Persoalan
demam pada penyakit-penyakit
2. Persoalan
pemberian hypothermic pada kasus pembedahan (bedah jantung)
3. Terapi
pada kasus yang disebabkan panas berlebihan (Heat stroke) atau pada kasus
kedinginan yang ekstrem
4. Masalah-masalah
militer (latihan dilapangan panas terbuka), ruang angkasa, atau ditempat
-tempat yang memungkinkan mempunyai panas yang ekstrem
Manusia dan binatang menyusui mempunyai kemampuan untuk memelihara suhu tubuh relative konstan dan berlawanan dengan suhu lingkungan. Kepentingan dipertahankan suhu tubuh pada manusia adalah berhubungan dengan reaksi kimia didalam tubuh kita. Mis kenaikan suhu 10 derajat Celcius bisa mempercepat proses biologis 2 - 3 kalinya.
Suhu inti (core temperature) manusia berfluktuasi + 1 derajat Celcius dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya paling rendah adalah pada waktu pagi hari (jam 4 - 6 subuh) dan mencapai puncaknya pada sore hari (jam 2 - 3 sore).
Prinsip Pengaturan Suhu Tubuh
Konsep Core temperature yaitu dianggap merupakan dua bagian dalam soal pengaturan suhu yaitu :
Bagian dalam inti suhu tubuh, yang benar- benar mempunyai suhu rata-rata 37 derajat Celcius, yaitu diukur pada daerah (mulut, otot, membrane tympani, vagina, esophagus.(Tr)
Bagian luar adalah temperature kulit + 1/3 massa tubuh yaitu penukaran kulit sampai + 2 cm kedalam.(Ts)
Dari dua bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa temperature suhu tubuh rata-rata (tmb : Temperatur Mean Body) dengan rumus;
TMB = 0,33 Ts + 0.67 Tr
Organ Pengatur Suhu Tubuh
Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus, Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak.
Hipothalamus anterior berfungsi mengatur pembuangan panas
Hipothalamus posterior berfungsi mengatur upaya penyimpanan panas
Mekanisme pengaturan suhu
Kulit –> Reseptor ferifer –> hipotalamus (posterior dan anterior) –> Preoptika hypotalamus –> Nervus eferent –> kehilangan/pembentukan panas
Sumber Panas
1.Metabolisme
Kegiatan metabolisme tubuh adalah sumber utama dan pembentukan/ pemberian panas tubuh. Pembentukan panas dari metabolisme dalam keadaan basal (BMR) + 70 kcal/jam sedang pada waktu kerja (kegiatan otot) naik sampai 20%.
2.Bila dalam keadaan dingin seseorang menggigil maka produksi panas akan bertambah 5 kalinya.
Pelepasan Panas
1.Penguapan (evaporasi)
Manusia dan binatang menyusui mempunyai kemampuan untuk memelihara suhu tubuh relative konstan dan berlawanan dengan suhu lingkungan. Kepentingan dipertahankan suhu tubuh pada manusia adalah berhubungan dengan reaksi kimia didalam tubuh kita. Mis kenaikan suhu 10 derajat Celcius bisa mempercepat proses biologis 2 - 3 kalinya.
Suhu inti (core temperature) manusia berfluktuasi + 1 derajat Celcius dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya paling rendah adalah pada waktu pagi hari (jam 4 - 6 subuh) dan mencapai puncaknya pada sore hari (jam 2 - 3 sore).
Prinsip Pengaturan Suhu Tubuh
Konsep Core temperature yaitu dianggap merupakan dua bagian dalam soal pengaturan suhu yaitu :
Bagian dalam inti suhu tubuh, yang benar- benar mempunyai suhu rata-rata 37 derajat Celcius, yaitu diukur pada daerah (mulut, otot, membrane tympani, vagina, esophagus.(Tr)
Bagian luar adalah temperature kulit + 1/3 massa tubuh yaitu penukaran kulit sampai + 2 cm kedalam.(Ts)
Dari dua bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa temperature suhu tubuh rata-rata (tmb : Temperatur Mean Body) dengan rumus;
TMB = 0,33 Ts + 0.67 Tr
Organ Pengatur Suhu Tubuh
Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus, Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak.
Hipothalamus anterior berfungsi mengatur pembuangan panas
Hipothalamus posterior berfungsi mengatur upaya penyimpanan panas
Mekanisme pengaturan suhu
Kulit –> Reseptor ferifer –> hipotalamus (posterior dan anterior) –> Preoptika hypotalamus –> Nervus eferent –> kehilangan/pembentukan panas
Sumber Panas
1.Metabolisme
Kegiatan metabolisme tubuh adalah sumber utama dan pembentukan/ pemberian panas tubuh. Pembentukan panas dari metabolisme dalam keadaan basal (BMR) + 70 kcal/jam sedang pada waktu kerja (kegiatan otot) naik sampai 20%.
2.Bila dalam keadaan dingin seseorang menggigil maka produksi panas akan bertambah 5 kalinya.
Pelepasan Panas
1.Penguapan (evaporasi)
Penguapan dari tubuh
merupakan salah satu jalan melepaskan panas.Walau tidak berkeringat, melalui
kulit selalu ada air berdifusi sehingga penguapan dari permukaan tubuh kita
selalu terjadi disebut inspiration perspiration (berkeringat tidak terasa) atau
biasa disebut IWL (insensible water loss).
Inspiration perspiration melepaskan panas + 10 kcal/jam dari permukaan panas dari metabolisme dikeluarkanàkulit. Dari jalan pernafasan + 7 kcal/jam dengan cara evaporasi 20 - 25%.
2.Radiasi
permukaan tubuhàBila suhu disekitar lebih panas dari badan akan menerima panas, bila disekitar dingin akan melepaskan panas. Proses iniàterjadi dalam bentuk gelombang elektromagnetik dengan kecepatan seperti cahaya radiasi.
3.Konduksi
Perpindahan panas dari atom ke atom/ molekul ke molekul dengan jalan pemindahan berturut turut dari energi kinetic. Pertukaran panas dari jalan ini dari tubuh terjadi sedikit sekali (kecuali menyiram dengan air)
4.Konveksi
Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan. pada tubuh. Misalnya pada waktu dingin udara yang diikat/dilekat menjadi akan dipanaskan (dengan melalui konduksi dan radiasi) kurang padat, naik dan diganti udara yang lebih dingin. Biasanya ini kurang berperan dalam pertukaran panas.
Inspiration perspiration melepaskan panas + 10 kcal/jam dari permukaan panas dari metabolisme dikeluarkanàkulit. Dari jalan pernafasan + 7 kcal/jam dengan cara evaporasi 20 - 25%.
2.Radiasi
permukaan tubuhàBila suhu disekitar lebih panas dari badan akan menerima panas, bila disekitar dingin akan melepaskan panas. Proses iniàterjadi dalam bentuk gelombang elektromagnetik dengan kecepatan seperti cahaya radiasi.
3.Konduksi
Perpindahan panas dari atom ke atom/ molekul ke molekul dengan jalan pemindahan berturut turut dari energi kinetic. Pertukaran panas dari jalan ini dari tubuh terjadi sedikit sekali (kecuali menyiram dengan air)
4.Konveksi
Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan. pada tubuh. Misalnya pada waktu dingin udara yang diikat/dilekat menjadi akan dipanaskan (dengan melalui konduksi dan radiasi) kurang padat, naik dan diganti udara yang lebih dingin. Biasanya ini kurang berperan dalam pertukaran panas.
Pengaturan
Suhu Tubuh Pada Keadaan dingin
Ada dua mekanisme tubuh untuk keadaan dingin yaitu :
Ada dua mekanisme tubuh untuk keadaan dingin yaitu :
§ Secara
fisik (prinsif-prinsif ilmu alam) Yaitu pengaturan atau reaksi yang terdiri
dari perubahan sirkulasi dan tegaknya bulu-bulu badan (piloerektion) –>
erector villi
§ .Secara
kimia yaitu terdiri dari penambahan panas metabolisme.
Pengaturan secara fisik Dilakukan dengan dua cara :
Pengaturan secara fisik Dilakukan dengan dua cara :
§ Vasokontriksi
pembuluh darah (cutaneus vasokontriksi)
Pada reaksi dingin aliran darah pada jari-jari ini bias berkurang + 1% dari pada dalam keadaan panas. Sehingga dengan mekanisme vasokontriksi maka panas yang keluar dikurangi atau penambahan isolator yang sama dengan memakai 1 rangkap pakaian lagi.
Pada reaksi dingin aliran darah pada jari-jari ini bias berkurang + 1% dari pada dalam keadaan panas. Sehingga dengan mekanisme vasokontriksi maka panas yang keluar dikurangi atau penambahan isolator yang sama dengan memakai 1 rangkap pakaian lagi.
§ Limit
blood flow slufts (Perubahan aliran darah)
Pada prinsifnya yaitu panas/temperature inti tubuh terutama akan lebih dihemat (dipertahankan) bila seluruh anggota badan didinginkan.
Pengaturan secara kimia Pada keadaan dingin, penambahan panas dengan metabolisme akan terjadi baik secara sengaja dengan melakukan kegiatan otot-otot ataupun dengan cara menggigil. Menggigil adalah kontraksi otot secara kuat dan lalu lemah bergantian, secara synkron terjadi kontraksi pada group-group kecil motor unit alau seluruh otot. Pada menggigil kadang terjadi kontraksi secara simultan sehingga seluruh badan kaku dan terjadi spasme. Menggigil efektif untuk pembentukan panas, dengan menggigil pada suhu 5 derajat Celcius selama 60 menit produksi panas meningkat 2 kali dari basal, dengan batas maximal 5 kali.
Pengaturan Suhu Tubuh Dalam Keadaan Panas
Pada prinsifnya yaitu panas/temperature inti tubuh terutama akan lebih dihemat (dipertahankan) bila seluruh anggota badan didinginkan.
Pengaturan secara kimia Pada keadaan dingin, penambahan panas dengan metabolisme akan terjadi baik secara sengaja dengan melakukan kegiatan otot-otot ataupun dengan cara menggigil. Menggigil adalah kontraksi otot secara kuat dan lalu lemah bergantian, secara synkron terjadi kontraksi pada group-group kecil motor unit alau seluruh otot. Pada menggigil kadang terjadi kontraksi secara simultan sehingga seluruh badan kaku dan terjadi spasme. Menggigil efektif untuk pembentukan panas, dengan menggigil pada suhu 5 derajat Celcius selama 60 menit produksi panas meningkat 2 kali dari basal, dengan batas maximal 5 kali.
Pengaturan Suhu Tubuh Dalam Keadaan Panas
1. Fisik
•Penambahan aliran darah permukaan tubuh
•Terjadi aliran darah maximum pada anggota badan
•Perubahan (shift) dari venus return ke vena permukaan
Proses ini terutama efektif pada keadaan temperature kurang/dibawah 34 derajat Celcius. penambahan penambahan konduktivitas panas aliran darah (thermalàkonduktivity)
•Penambahan aliran darah permukaan tubuh
•Terjadi aliran darah maximum pada anggota badan
•Perubahan (shift) dari venus return ke vena permukaan
Proses ini terutama efektif pada keadaan temperature kurang/dibawah 34 derajat Celcius. penambahan penambahan konduktivitas panas aliran darah (thermalàkonduktivity)
2. Keringat
•Pada temperature diatas 340 C, pengaturan sirkulasi panas tidak cukup dengan radiasi, dimana pada kondisi ini tubuh mendapat panas dari radiasi. mekanisme panas yang dipakai dalam keadaan ini dengan cara (evaporasi). penguapan
•Gerakan kontraksi pada kelenjar keringat, berfungsi secara periodic memompa keringat kulit merupakanàtetesan cairan keringat dari lumen permukaan mekanisme pendingin yang paling efektif.
Mekanisme Demam
Demam adalah peningkatan titik patokan (set-point) suhu di hipotalamus. Dengan meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk mningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespons dengan menggigil dan meningkatkan metabolisme basal.
•Demam timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin-1, yang disebut pirogen endogen.
•Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag, dan sel-sel yang mengalami cedera.
•Interlekin-1 tampaknya menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin yang merangsang hipotalamus.
•Pada temperature diatas 340 C, pengaturan sirkulasi panas tidak cukup dengan radiasi, dimana pada kondisi ini tubuh mendapat panas dari radiasi. mekanisme panas yang dipakai dalam keadaan ini dengan cara (evaporasi). penguapan
•Gerakan kontraksi pada kelenjar keringat, berfungsi secara periodic memompa keringat kulit merupakanàtetesan cairan keringat dari lumen permukaan mekanisme pendingin yang paling efektif.
Mekanisme Demam
Demam adalah peningkatan titik patokan (set-point) suhu di hipotalamus. Dengan meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk mningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespons dengan menggigil dan meningkatkan metabolisme basal.
•Demam timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin-1, yang disebut pirogen endogen.
•Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag, dan sel-sel yang mengalami cedera.
•Interlekin-1 tampaknya menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin yang merangsang hipotalamus.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi,hipotermi,dan febris.Ketika hamil, suhu tubuh calon ibu sedikit lebih tinggi dari biasanya akibat perubahan hormon, aliran darah yang meningkat dan panas yang dihasilkan plasenta. Sehingga calon ibu akan berkeringat lebih banyak dan bisa menyebabkan dehidrasi. Kondisi seperti ini dapat membuat calon ibu merasa pusing bahkan pingsan.
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi,hipotermi,dan febris.Ketika hamil, suhu tubuh calon ibu sedikit lebih tinggi dari biasanya akibat perubahan hormon, aliran darah yang meningkat dan panas yang dihasilkan plasenta. Sehingga calon ibu akan berkeringat lebih banyak dan bisa menyebabkan dehidrasi. Kondisi seperti ini dapat membuat calon ibu merasa pusing bahkan pingsan.
B.
Saran
Karena suhu tubuh kita sering kali berubah-ubah terutama pada ibu hamil, oleh karena itu ibu sebaiknya selalu menjaga kondisi tubuhnya serta menjaga kondisi kehamilan dan janin yang dikandungnya.
Karena suhu tubuh kita sering kali berubah-ubah terutama pada ibu hamil, oleh karena itu ibu sebaiknya selalu menjaga kondisi tubuhnya serta menjaga kondisi kehamilan dan janin yang dikandungnya.
DAFTAR PUSTAKA
anatomi-pada-wanita.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar